Translate

Monday 13 June 2016

YTH. Ibu Menteri Kelautan & Perikanan RI

Surat terbuka untuk Menteri Kelautan dan Perikanan RI.. Ibu Susi Pudjiastuti.. tentang produk BioSalt dari Rumput laut Eucheuma cottonii....


Assalamualaikum wr.wb.
Selamat Pagi Bu Menteri...

Selama ini Rumput Laut hanya diambil "ampas"nya untuk dijadikan Agar-agar dan Carrageenan. Padahal dari air "keringat"nya yang dibuang-buang itu mengandung banyak nutrisi yang sangat alamiah dan menyehatkan.
Ada aneka garam mineral, asam amino dan lain-lain yang merupakan nutrisi esensial dalam pertumbuhan rumput laut.  Artinya pasti nutrisi esensial itu akan sangat berguna bagi makhluk hidup yang lainnya, tumbuhan sebagai pupuk, hewan ternak sebagai suplemen pakan dan bahkan untuk manusia sebagai nutrisi suplemen kesehatan. Jika ini terjadi.... kita sangat yakin harga rumput laut akan bisa lebih proporsional dengan jerih payah para petaninya...

Mohon arahan Ibu Menteri...
Pada saat Rakernis KKP tanggal 30 Juni 2015 yang lalu, juga sudah saya sampaikan tentang kemungkinan "Bio Salt" dari Rumput Laut itu bisa menjadi komoditi unggulan baru yang lebih menguntungkan dari pada Hidrokoloidnya sendiri.
Dirjen Peningkatan Daya Saing, Dirut Perindo, Dirjen Perikanan Budidaya dan lain-lain setidaknya juga sudah menyimak penyampaian peluang besar ini... Yang ternyata selama ini hanya kita "sia-siakan"... sehingga Rumput laut menjadi sangat murah dinilai....
Hasil penelitian kami sebagai berikut :
Dari 100 kg Rumput Laut E. cottonii basah bisa diekstrak "keringat"nya sebanyak 50 liter atau sekitar 50 kg... Di dalam "keringat" Rumput laut tersebut dapat diekstrak garam kristal Cottonii BioSalt ini sekitar 4-5% dari air "keringat", atau 2-2,5 kg garam Cottonii BioSalt ini...
Kita bisa peroleh sekitar 2,0-2,5% Bio Salt  kering dari berat Rumput laut E. cottonii yang basah ini.  Harga Bio Salt yang ada sebagai health suplement yang dikemas dalam kapsul ... Rp 1.000 per gram atau Rp. 1 juta per kg.
Padahal di Nunukan saja produksi Eucheuma cottonii sekitar 15.000 ton basah per bulan, artinya potensi Bio Salt nya yang selama ini dibuang-buang adalah 300-375 ton per bulan. Atau 3.600 - 4.500 ton BioSalt per tahun.
Maka jika diangkat ke produksi Rumput laut nasional yang mencapai 10 juta ton (basah) per tahun, berarti ada potensi sekitar 200.000 ton BioSalt dalam setahun di seluruh Indonesia yang terbuang percuma tidak bernilai apa-apa.
Demikian disampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan Ibu Menteri selanjutnya.  Terimakasih.
Wassalaamu alaikum wr. wb.
Nunukan, 13 Juni 2016
Hormat kami
Ttd
Dian Kusumanto
Ka. DKP Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Utara.
Simulasi Gambar

No comments:

Post a Comment

Kirim Pesan yang membangun...!