Meskipun
merupakan provinsi baru yang memerlukan banyak pembangunan infrastruktur dasar,
terutama di daerah perbatasan dan terpencil, usulan anggaran yang disampaikan
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Kaltara kepada Komisi V DPR yang
melakukan kunjungan kerja, kemarin (29/10), hanya sebesar Rp 2,852 triliun.
Usulan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 tersebut diantaranya
untuk program peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk rencana pembangunan
rumah sakit baru di ibu kota provinsi. Usulan pada bidang kesehatan ini
besarannya Rp 308,993 miliar.
Program
pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan diusulkan Rp 366,731 miliar. Di
dalamnya termasuk usulan pembangunan pelabuhan internasional di Desa
Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur dan peningkatan bandar udara di
beberapa kecamatan perbatasan dan kabupaten.
Sementara
untuk bidang sumber daya air yang di dalamnya termasuk penanganan konstruksi
sungai dan konstruksi pantai, diusulkan sebesar Rp 315 miliar. Usulan anggaran
pada bidang bina marga merupakan yang terbesar, yaitu sebesar Rp 1,043 triliun.
Karena untuk peningkatan ruas jalan yang menghubungkan antar kabupaten di
provinsi ke-34 ini dan untuk merealisasikan pembangunan jembatan
Bulungan-Tarakan.
Berdasarkan
paparan yang disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Irianto Lambrie di hadapan 14
anggota Komisi V DPR, untuk merealisasikan pembangunan jembatan
Bulungan-Tarakan diusulkan anggaran sebesar Rp 400 miliar.
Sedangkan
pada bidang cipta karya, pemerintah provinsi mengusulkan anggaran sebesar Rp
309,200 miliar. Untuk pembangunan di kawasan perbatasan, diusulkan anggaran
sebesar Rp 509, 800 miliar. Dan usulan lainnya merupakan peningkatan sumber
daya manusia, peningkatan ekonomi masyarakat, desa dan pemerintahan.
“Jadi
total usulan keseluruhannya lebih dari dua triliun rupiah,” sebut Pj Gubernur
Irianto Lambrie, di sela-sela paparannya.
Jika
melihat jumlah APBN yang lebih dari Rp 1.000 triliun, lanjutnya, usulan yang
disampaikan Pemprov Kaltara dan pemerintah kabupaten/kota terbilang kecil.
Kendati demikian, dirinya menegaskan, bukan berarti Pemprov Kaltara menuntut
pemerintah pusat harus merealisasikan semua usulan yang disampaikan melalui
Komisi V DPR.
“Kami
harapkan ada dukungan dari Komisi V DPR untuk merealisasikan usulan ini.
meskipun tidak seluruhnya,” ujarnya.
Yang
paling penting baginya adalah usulan-usulan yang dianggap prioritas. Seperti
pembangunan infrastruktur dasar, baik jalan maupun air bersih. “Termasuk
Pelabuhan Malundung di Tarakan menjadi pelabuhan ekspor. Kalau di Bitung
(Sulawesi Utara) bisa masa Malundung tidak bisa (menjadi pelabuhan ekspor),”
kata pria yang berulang tahun pada 15 Desember itu.
Menurutnya,
pentingnya Pelabuhan Malundung menjadi pelabuhan ekspor, karena di provinsi
hasil pemekaran dari Provinsi Kaltim ini mempunyai potensi sumber daya alam
yang besar. Selama ini untuk mengekspor hasil sumber daya alam dari
kabupaten/kota di Kaltara harus melalui pelabuhan internasional seperti
Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
“Kalau
Pelabuhan Malundung menjadi pelabuhan ekspor, hasil sumber daya alam di sini
(Kaltara) bisa langsung di ekspor ke luar negeri,” ujarnya
sumber :http://radartarakan.co.id
No comments:
Post a Comment
Kirim Pesan yang membangun...!